Zat pengatur tumbuh dapat mempengaruhi berbagai tahap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Dalam produksi sebenarnya, zat pengatur tumbuh memainkan peran tertentu.
Termasuk induksi kalus, perbanyakan cepat dan detoksifikasi, peningkatan perkecambahan biji, pengaturan dormansi benih, peningkatan perakaran, pengaturan pertumbuhan, pengaturan jenis tanaman, pengaturan diferensiasi kuncup bunga, pengaturan sifat bunga, menginduksi buah tanpa biji, mengawetkan bunga dan buah, menipiskan bunga dan buah, mengatur kematangan buah, mencegah retak buah, memperkuat bibit dan bibit, mencegah rebah, meningkatkan ketahanan terhadap stres, dan meningkatkan kualitas tanaman, meningkatkan hasil, penyimpanan dan pelestarian, dll.
Efek penerapan zat pengatur tumbuh terkait dengan teknologi aplikasi spesifik.Misalnya penggunaan regulator auksin pada konsentrasi rendah dapat mendorong pertumbuhan tanaman, sedangkan konsentrasi tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Zat pengatur tumbuh memiliki cakupan aplikasi yang luas, yang dapat dibagi menjadi 6 bidang berikut:
1. Diterapkan pada tanaman ladang, seperti padi, gandum, jagung, lobak, kacang tanah, kedelai, ubi jalar, kapas dan kentang.
2. Diterapkan pada sayuran, seperti melon, kacang-kacangan, kubis, kubis, jamur, buah-buahan solanaceous, bawang merah dan bawang putih, sayuran akar, sayuran berdaun hijau, dll.
3. Diterapkan pada pohon buah-buahan, seperti apel, ceri, anggur, pisang, jeruk, ginkgo, persik, pir, dll.
4. Digunakan di bidang kehutanan, seperti cemara, pinus, kayu putih, kamelia, poplar, pohon karet, dll.
5. Diterapkan pada tanaman khusus, seperti tanaman aromatik, tanaman obat, sorgum manis, bit gula, tebu, tembakau, pohon teh, dll.
6. Diterapkan pada tanaman hias, seperti bunga herbal, sukulen, tanaman berkayu, dll.
Waktu posting: 31 Maret 2021